Mengenal DSD
DSD (Differences of Sex Development), atau Perbedaan Perkembangan Kelamin, adalah perbedaan bawaan lahir yang menyebabkan perkembangan pada kromosom, gonad, atau alat kelamin menjadi atipikal atau ambigu[1], sehingga seseorang dengan DSD memiliki kondisi fisik dan hormonal yang terkait dengan kelamin tidak seperti umumnya laki-laki maupun perempuan.
Istilah DSD sendiri baru mulai disepakati untuk digunakan dalam cakupan ilmiah sejak tahun 2005[2] setelah sebelumnya dirujuk oleh istilah yang sudah ditinggalkan seperti interseks, kelamin ganda, atau hermafrodit.
Di Indonesia, beberapa istilah yang juga digunakan adalah GPS (Gangguan Perkembangan Seks) dan GPSR (Gangguan Perkembangan Sistem Reproduksi).
DSD tidak sama dengan transgender atau transeksual seperti yang dikelompokkan dalam LGBTIQ. Istilah interseks lebih sering digunakan pada kelompok tersebut.
Diperkirakan 1.7% populasi terlahir dengan DSD[3]. Dalam skala internasional, DSD telah dibahas sebagai salah satu isu oleh OHCHR[4] (United Nations of High Commissioner for Human Rights–komisioner Hak Asasi Manusia PBB) dan NHS[5] (National Health Service–layanan penjamin kesehatan nasional Inggris).
Apa penyebab DSD?
Pada umumnya DSD disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan diwariskan dari pihak ayah maupun ibu. Besar kemungkinan individu DSD memiliki kerabat dengan kondisi serupa baik dalam generasi yang sama maupun sebelumnya.
DSD sendiri mencakup beberapa kondisi medis/biologis yang terjadi pada bagian tubuh yang berbeda (kromosom, gonad, maupun hormon) dengan penyebab yang spesifik sehingga masing-masing kondisi membutuhkan penanganan yang berbeda. Pemeriksaan secara dini dan menyeluruh sangatlah penting dalam menentukan langkah berikutnya.
DSD tidak berbahaya secara medis namun dalam beberapa kasus dapat berisiko menimbulkan komplikasi seperti kanker dan secara psikologis sangat berpengaruh besar karena terkait dengan perkembangan kelamin.
Apa saja jenis DSD?
DSD sendiri adalah istilah yang mencakup beberapa kondisi medis yang berbeda antara lain:
- Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH), atau Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK)
- Androgen Insensitivity Syndrome (AIS), yang terbagi lagi menjadi Partial AIS dan Complete AIS
- 5-Alpha Reductase Deficiency
- Klinefelter Syndrome
- Turner Syndrome
Selain yang disebutkan di atas, ada berbagai jenis kondisi DSD lainnya. Kondisi Hipospadia umum terjadi pada beberapa jenis DSD.