Perlukah Operasi?

Tidak jarang orang tua dan individu DSD menginginkan tindakan operasi pada kelamin demi menyesuaikan bentuk atau tampilan sesuai identitas gender atau jenis kelamin yang telah dipilih. Namun apakah tindakan operasi adalah jalan yang tepat? ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

Mendalami Proses Penentuan Identitas Gender

Pemilihan gender tentu memiliki proses konsultasi yang panjang dengan berbagai dokter spesialis dan ahli. Penting bagi orang tua dan individu memahami seluruh prosesnya. Apa dan kenapa dilakukan pengecekkan tertentu. Misalnya, kenapa harus dilakukan pengecekkan hormon, serta apa yang menyebabkan kadar tertentu dalam hormon cenderung ke jenis kelamin tertentu. Sehingga paham di mana kecenderungan arah gender laki-laki atau perempuan terjadi pada individu DSD. Mendalami dan merefleksikan proses ini dapat memantapkan pilihan gender. Karenanya pastikan tahapan pertama ini dilalui dengan baik.

Memahami Kebutuhan Transisi Sosial

Apabila diperlukan perubahan identitas gender, maka diperlukan proses transisi. Proses menuju ke identitas gender yang baru (transisi) terjadi secara sosial maupun medis. Secara sosial mulai dari penyesuaian nama (jika ingin menyesuaikan dengan gender baru), penyesuaian hubungan dengan keluarga, teman, hingga masyarakat umum. Penyesuaian sosial diperlukan karena adanya gender role (peran gender tentang perilaku dan ekspektasi sosial akan gender tertentu) dalam kehidupan bermasyarakat. Proses ini tidak mudah dan membutuhkan waktu. Proses sosial mungkin harus lebih diperhatikan ketimbang transisi secara medis, karena terlihat dan dirasakan oleh individu DSD dan orang-orang sekitar di lingkungannya.

Mempertimbangkan Kebutuhan Transisi Medis

Kondisi DSD ada berbagai macam dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ada yang tidak memerlukan obat apapun, ada yang membutuhkan konsumsi obat tertentu karena berdampak pada kesehatannya. Sebagian mungkin sangat dianjurkan untuk tindakan operasi karena resiko kesehatan, namun sebagian lainnya hanya dianjurkan operasi untuk kosmetik/penampilan saja. Hal ini dapat dipertimbangkan dengan baik jika memahami proses pengecekkan medis di awal agar mengetahui seberapa perlu tindakan medis dilakukan kepada individu DSD.

Mempelajari Resiko Tindakan Operasi

Jika individu DSD memiliki kondisi kelamin yang sudah mendekati identitas gendernya mungkin tindakan operasi yang dianjurkan tidaklah besar. Namun jika kondisinya lebih rumit, mungkin perlu tindakan operasi beberapa kali agar mendapatkan hasil yang sesuai harapan. Besarnya tindakan operasi maka besar juga resiko operasi tersebut. Resiko operasi dapat berupa tingkat kesuksesan (apakah perlu lebih banyak operasi dari yang diperkirakan), besarnya luka, dampaknya ke saraf, sensitivitas alat kelamin, guna organ reproduksi dan saluran kencing. Perlu diingat bahwa tindakan operasi akan berdampak seumur hidup. Semua ini harus dikonsultasikan dengan dokter spesialis secara mendalam terlebih dahulu.

Menghargai Proses dan Menghormati Individu DSD

Seperti halnya tumbuh kembang anak yang tidak terjadi dalam semalam. Proses pengecekkan dan penentuan gender memerlukan waktu yang tidak sebentar. Memberi waktu untuk memilih dilakukan atau tidaknya operasi juga perlu dihargai. Operasi kelamin adalah perubahan seumur hidup yang tidak dapat dikembalikan ke kondisi awal. Keputusan ini sebaiknya tidak dibuat tergesa-gesa. Ada baiknya bayi DSD ditunggu tumbuh kembang fisik dan psikisnya hingga remaja agar dapat melakukan pengecekkan lebih menyeluruh. Tidak hanya guna pengecekkan medis, tetapi juga menghormati individu DSD untuk memahami tubuhnya dan membuat keputusan serta konsekuensinya sendiri. 

Terakhir diperbarui pada June 19, 2023

<!– by Admin –>